Sunday, August 05, 2007

Semailah budi pekerti yang baik

Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik mula mengajukan soalan kepada Salamah bin Dinar, seorang hakim terkenal di Madinah ketika itu. “Mengapa kita takutkan mati?”

“Sebab kita terlalu membangunkan dunia dan kita musnahkan akhirat kita. Jadi, kita tidak suka untuk keluar dari dunia yang kita bangunkan ke akhirat yang kita musnahkan.

“Benar,” Khalifah Sulaiman mengiakan jawapan Salamah. “Apakah mungkin kita mengetahui nasib kita di hadapan Allah kelak?”

“Bandingkan amalanmu dengan kandungan Kitab Alllah. Nescaya engkau akan mengetahui nasibmu di hadapan Allah kelak.”

“Kandungan ayat yang manakah di dalam kitab Allah?”

“Ayat dari Surah al Infithaar. Semua perbuatan manusia dicatit oleh malaikat dan akan mendapat balasan yang seimbang.kata-kata Allah yang bermaksud; 'Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti (dengan taat dan amal kebajikan), tetap berada di dalam surga yang penuh nikmat; dan sesungguhnya orang-orang yang bersalah, tempatnya di dalam neraka yang menjulang-julang.'”

“Di manakah rahmat Allah?” tanya Khalifah Sulaiman lagi.

“Kata Allah yang bermaksud, 'Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang memperbaiki amalannya.'”

“Alangkah baik jika saya tahu bagaimana hendak berhadapan dengan Allah kelak!”

“Manusia yang baik umpama perantau pulang ke pangkuan keluarganya. Sementara manusia yang tidak baik pula umpama hamba yang melarikan diri kemudian diheret menemui tuannya.”

Mendengar kata-kata Salamah itu, Khalifah Sulaiman menangis teresak-esak. Dia menatap wajah hakim terkenal itu dengan cucuran air mata. “Bagaimana saya boleh menjadi manusia yang baik?”

“Buangkan segala rasa sombong dan semailah budi pekerti yang baik.”

No comments: